Tingginya minat investor terhadap proyek Kingfisher Great Lake Taupo di tepi Danau Taupo, Selandia Baru, mulai terlihat hasilnya. Sejak dipasarkan November 2012 lalu, proyek residensial premium tersebut telah terjual sebanyak 65 persen atau senilai Rp 7 juta dolar AS.
Direktur Myland Partners Farhad Moinfar memaparkan, proyek Kingfisher yang berupa tanah atau kavling tersebut ditargetkan terjual seluruhnya pada Mei 2013 ini. Untuk mencapai target tersebut, Mayland menawarkan program fly before you buy, yakni semacam program kunjungan ke lokasi proyek sebelum transaksi jual beli.
"Sampai saat ini telah menghasilkan lebih dari 20 perjalanan ke Selandia Baru dengan tingkat konversi 100 persen. Artinya, investor yang melakukan kunjungan ini akhirnya melakukan transaksi," ujar Moinfar di Jakarta.
Untuk mendaftar kunjungan tersebut, lanjut Moinfar, calon konsumen membayar booking fee sebesar 5000 dolar Selandia Baru. Dengan biaya tersebut, calon konsumen akan mendapatkan tiket perjalanan pulang-pergi gratis untuk dua orang dan akomodasi selama tiga hari.
"Hasilnya positif. Dari 65 persen yang terjual, 50 persennya berasal dari konsumen Indonesia. Untuk itu, kami masih akan terus mempebesar pasar di Indonesia dengan membuka kantor cabang di sini (Indonesia)," ungkap Moinfar.
Adapun proyek Kingfisher yang ditawarkan saat ini meliputi 30 kavling tepi danau atau 45 45 kavling berpemandangan danau dengan harga mulai 112 dolar Selandia Baru atau sekitar Rp 879 juta. Selain dibebaskan dari pajak tanah dan bangunan (IMB), infrastruktur dan fasilitas proyek ini telah selesai dibangun.
"Sertifikat juga sudah jadi, tinggal balik nama," ujarnya
sumber | http://properti.kompas.com/read/2013/04/11/14351043/Konsumen.Indonesia.Borong.Properti.di.Selandia.Baru
Bagikan ke teman-teman :
0 Comments
