"Dia berjuang untuk meraih kendali penuh atas militer dan memenangkan loyalitas mereka," ujar Kim dalam wawancara dengan stasiun televisi Australia, ABC (Australian Broadcasting Corporation) dan dilansir harian Telegraph, Kamis (11/4/2013).
"Karena itulah dia melakukan begitu banyak kunjungan ke pangkalan-pangkalan militer, untuk mengumpulkan dukungan. Dia juga menggunakan program nuklir sebagai alat tawar untuk bantuan, agar publik tetap mendukungnya," kata wanita berumur 51 tahun itu.
Bahkan menurut mantan agen Korut itu, Korut bukanlah negara. "Korut bukan negara, tapi sebuah sekte," cetusnya.
Kim dulunya merupakan agen mata-mata Korut yang terlibat dalam pengeboman pesawat Korsel tahun 1987. Seluruh penumpang dan kru pesawat yang berjumlah 115 orang tewas dalam peristiwa itu.
Kim mendapat hukuman mati atas pengeboman tersebut. Namun dia kemudian diampuni oleh pemerintah Korsel yang menganggap dirinya telah dicuci otak oleh pemerintah Korut.
Dalam wawancara dengan ABC, Kim pun mengisahkan bagaimana awal dirinya direkrut menjadi mata-mata Korut. Dikatakannya, selama menjalani pelatihan, di otaknya ditanamkan keharusan menjunjung tinggi pendiri Korut, Kim Il-sung.
"Di Korut, saya diajarkan bahwa pemimpin pendiri bangsa kami Kim Il-sung adalah tuhan. Kita diajarkan untuk mendahulukan dia daripada orangtua kita. Anda diajari sejak kecil untuk mengatakan 'Terima kasih, pemimpin besar untuk semuanya," tutur Kim.
"Jika Anda berkata salah, meskipun itu tidak sengaja, Anda akan dipenjara," tandasnya.
Hingga saat ini Kim tinggal di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Korsel. Dia telah menikah dan memiliki dua anak.
sumber |http://news.detik.com/read/2013/04/11/161436/2217823/1148/mantan-mata-mata-sebut-korut-bukan-negara-tapi-sekte?991101mainnews