"Kalau saya pernah bilang begini kalau dengar orang ngomel saat macet. Elu mau hidup di Jakarta nggak? Kalau mau, ya udah nikmati saja macetnya," kata Dr Nani Hersunarti, SpJP(K), Ketua Indonesian Society of Hypertension (InaSH) usai pencanangan Gerakan Nasional Periksa Tekanan Darah oleh Menteri Kesehatan di Istora Senayan, Jakarta, dan ditulis pada Senin (8/4/2013).
Menurut Dr Nani, mengeluh dan mengomel-ngomel saat macet tidak akan menyelesaikan masalah. Malahan, kadang bisa menambah stres dan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Belajar menerima dan berdamai dengan keadaan justru lebih membantu atau minimal tidak membuat orang tambah stres.
"Kalau marah, menjadi tidak macet? Nggak juga kan?" tambah Dr Nani.
Secara umum, stres memang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Sependapat dengan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi sebelumnya, Dr Nani juga menganggap tidak ada orang yang hidup tanpa stres sama sekali. Hanya orang mati yang tidak pernah lagi mengalami stres.
Oleh karena itu, stres bukanlah hal yang harus dan bisa dihindari. Yang bisa dilakukan adalah mengendalikan dan mengelola stres. Caranya mudah, cukup dengan melakukan hal-hal yang positif dan menyenangkan.
"Yang suka nyanyi, ya menyanyi. Senang jalan, ya jalan. Senang senam, ya senam. Pokoknya yang positif-positif sajalah," kata Dr Nani yang berpraktik di RS Jantung Harapan Kita.
Stres yang tidak terkelola dengan baik sering dikaitkan dengan risiko darah tinggi atau hipertensi. Kondisi ini dalam jangka panjang juga bisa memicu penyakit lain yang lebih mematikan, seperti stroke dan serangan jantung.
Hipertensi yang juga menjadi tema Hari Kesehatan Dunia atau World Health Day tahun ini diperkirakan telah menjangkiti 1 miliar penduduk dunia. Bila tidak dicegah, diyakini angka tersebut akan melonjak hingga 1,5 miliar pada tahun 2005. Di Indonesia sendiri, hipertensi dialami 1 dari 3 penduduk, namun hanya 7,2 persen yang menyadari kondisinya dan hanya 0,4 persen yang tertangani atau mengonsumsi obat secara teratur.
sumber | http://health.detik.com/read/2013/04/08/070532/2213793/766/dokter-jantung-mau-hidup-di-jakarta-tanpa-stres-belajarlah-nikmati-macet?991104topnews