Makasih ya udah berkunjung ke Bigcendol dan selamat membaca ^^ Jangan lupa mampir lagi ya ^^
Selamat datang dan selamat membaca :)

Kisah Balita Edwin, Gejala Flu Samapi di Amputasi Jari

http://bigcendol.blogspot.com/2013/08/kisah-balita-edwin-gejala-flu-samapi-di.htmlBalita Edwin Timoti Sihombing (2,5) kehilangan jari telunjuk tangannya di RS Harapan Bunda Pasar Rebo. Sang ayah, Gonti Laurel Sihombing (34), menuturkan bagaimana buah hatinya diamputasi dokter tanpa meminta persetujuannya.

Awalnya pada tanggal 20 Februari 2013 Edwin menderita gejala sakit pilek, panas dan batuk. Pada sore hari, Gonti bersama sang istri putra sulungnya ke RS Harapan Bunda Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Edwin langsung mendapatkan perawatan dari dokter spesialis anak Leni Syukrawati. Saat itu dokter melihat ada gejala kejang-kejang sehingga meminta Edwin dipindah dari ruang periksa ke IGD.

Sebagai orang tua yang tidak mengetahui tentang ilmu medis, Gonti menurut saja ketika dokter meminta anaknya untuk diinfus, lalu diberi bantuan oksigen sampai akhirnya diberi obat anti kejang yang dimasukkan melalui dubur sang anak tersebut.

"Anak saya dipindah ke emergency room ruang UGD anak tepatnya pada tanggal 22 Februari, pas hari ketiga saya melihat telunjuk kanan anak saya di bekas infus membengkak. Sama dokter tangan anak saya hanya diperban," ujar Gonti saat ditemui wartawan di lingkungan RS, Selasa (9/5/2013).

Gonti melihat ada kejanggalan di tangan Edwin, pasalnya luka bekas infus di punggung kanannya terdapat luka melepuh. Kondisi Edwin, menurut Gonti, sempat menurun namun kembali pulih setelah diberi ASI.

"Kondisinya mulai kembali sehat tetapi tangannya makin bengkak," ujar Gonti.

Pada tanggal 23 Februari 2013 Gonti meminta anaknya agar diperbolehkan pulang. Menurutnya Edwin sudah tidak ada gejala flu lagi, meskipun dokter merekomendasikan hal berbeda.

"Pihak rumah sakit pun merekomendasi agar anak saya dirawat di RSUD Pasar Rebo sekaligus menjalanin pemeriksaan EEG atau pemeriksaan fungsi syaraf," lanjutnya. Namun Gonti tidak merawat anaknya ke RSUD Pasar Rebo, dia hanya melakukan tes fungsi syaraf.

Pada tanggal 26 Februari hasil pemeriksaan fungsi syaraf dari rumah sakit rujukan itu keluar dan hasilnya tidak ada masalah dengan syaraf Edwin. Dia melakukan konsultasi kembali pada dokter RS Harapan Bunda perihal jari telunjuk kanan Edwin yang membengkak.

"Ya udah dirawat lagi aja di sini," tutur dokter santai seperti ditirukan Gonti.

Merasa tidak mendapatkan respon tanggung jawab dari pihak rumah sakit, pada tanggal 2 Maret 2013, Gonti melayangkan surat komplain kepada pihak rumah sakit. Komplain itu ditanggapi rumah sakit secara positif.

"Setelah saya komplain, komplain saya langsung ditanggapi direksi rumah sakit. Mereka pberjanji akan bertanggung jawab dengan merawat anak saya sampai sembuh, dan menanggung biaya pengobatan," kata Gonti.

Namun pada tanggal 31 Maret 2013 ia mendapatkan kabar mengejutkan dari istrinya dari RS. Pihak rumah sakit telah mengamputasi jari anaknya tanpa seizin pihak keluarga.

"Waktu dipotong ruas jari tangan anak saya, pihak rumah sakit melakukannya tanpa sepengetahuan pihak keluarga, tiba-tiba jari tangan anak saya dipotong begitu saja. Saat itu istri saya melihat saat dokter memotong jari tangan anak saya. Istri saya tidak menyadari kalau saat itu dokter akan memotong jari anak saya, karena proses pemotongan terjadi di ruang perawatan bukan di ruang operasi," tuturnya.

Usai amputasi itu, Edwin menangis kencang tidak mau berhenti. "Sepertinya dokter tidak memakai obat bius, karena anak saya bukan nangis lagi, bahkan sampai menjerit karena dokter memotong dengan gunting biasa dan sekali potong," ujarnya.

Edi Suharso, seorang anggota direksi RS Harapan Bunda tidak banyak memberikan keterangan dalam kasus ini. Dia mengaku akan membahas ini secara internal.

"Kami izin waktu untuk pembahasan internal. Sekitar 2 hari ini kami akan undang untuk jumpa pers," tutur Edi.


sumber | http://news.detik.com/read/2013/04/10/112524/2216354/10/ksah-balita-edwin-gejala-flu-berujung-amputasi-jari?9911012
Comments
0 Comments

Tambahkan Komentar Anda