Makasih ya udah berkunjung ke Bigcendol dan selamat membaca ^^ Jangan lupa mampir lagi ya ^^
Selamat datang dan selamat membaca :)

Beginilah Rumah Susun Di China, Tepat Berada Di Bawah Jalan Layang



Tak ubahnya di Jakarta, laju pertumbuhan penduduk di China pun berakibat pada persoalan perumahan. Seperti terlihat di Kota Guiyang, sebelah barat laut Beijing, para warga penghuni rumah susun mau tak mau harus tinggal di bawah jalan layang.



Jarak antara rumah paling atas dan jalan yang itu sangat mepet, hanya terpaut beberapa meter. Akibatnya, lalu lalang kendaraan membuat bising penghuni rumah susun. Telinga mereka pun harus disumpal kapas tiap kali menjelang tidur.







Jalan layang berjuluk Shuikousi ini sebetulnya lebih dulu dibangun, yaitu sekitar tahun 1997. Sepanjang 300 meter membelah kota, jalan layang ini merupakan jalur tercepat menuju Bandara Longdongbao.



Pada 1999, pemerintah setempat mendirikan sepuluh rumah susun di bawah jalan layang itu. Hal ini dilakukan untuk menampung para buruh atau pekerja rendahan untuk serta menampung warga korban gusuran.



Akibatnya, setiap hari para penghuni rumah susun ini terganggu kebisingan bermacam kendaraan yang melintas di jalan layang atau tepat di atas kepala mereka. Bukan hanya bisingnya knalpot, jendela kaca rumah mereka pun bergetar tiap kali kendaraan melintas.



Pertumbuhan penduduk








Sampai saat ini, Kota Guiyang ditinggali empat juta penduduk. Sebagian besar mereka menempati beberapa rumah susun di empat jalan layang utama kota itu. Pemerintah kesulitan mengendalikan laju pertumbuhan yang begitu cepat dan menyediakan tempat tinggal bagi para penduduk. Mereka terpaksa membangun rumah susun di beberapa lokasi lahan kosong walau terletak persis di bawah jembatan.



Memang, pada mulanya banyak penghuni rumah susun yang pindah lantaran tidak tahan dengan keadaan tersebut. Salah satu penghuni rumah susun, Lao Yang, mengaku butuh waktu lama agar bisa beradaptasi dengan keadaan ini.



Yang tinggal di rumah susun itu sejak pertama kali diresmikan pada 1999. Saking terbiasa dengan kebisingan dan getaran akibat melintasnya kendaraan, pada 2008 silam ia bahkan tidak merasakan gempa bumi mengguncang kota itu.



Namun, kebisingan itu agaknya mulai mereda. Sejak 2009, pemerintah kota Guiyang melarang truk berkapasitas besar melewati jalan layang itu. Bahkan, kendaraan jenis pick-up hanya diperbolehkan melintas pada sore hari.







Masalah selesai? Tentu saja, tidak. Persoalan tidak selesai hanya pada urusan kebisingan. Karena masalah lain dan terbesar bagi para penghuni rumah susun itu adalah debu-debu jalanan.

Sumber
Comments
1 Comments

1 komentar:

  1. Assalamualaikum wr.wb saya andy ingin berbagi cerita kepada anda bahwa dulunya saya ini cuma seorang pengamen jalanan yang pendapatannya tidak seberapa,buat makan saja nda cukup apalagi untuk beli obat buat ibu saya karna belakangan ini ibu saya lagi sakit sakitan jadi saya harus membantin tulang buat ibu saya dan adik saya karna bapak kami pergi meninggalkan kami entah kemana,,saya dapat nomor MBAH Darko dari teman saya..awalnya sih saya ragu tapi nda ada salahnya juga saya coba karna sudah banyak paranormal yang saya hubungi tapi tidak ada yang berhasil malahan cuma uang saya aja yang terkuras habis dan akhirnya saya menghubungi MBAH Darko dan mengikuti 4D nya yaitu 5713 dan alhamdulillah berhasil 085 394 591 995 .!!! Kini kehidupan kami sudah tidak seperti dulu lagi dan akhirnya saya juga sdh punya usaha sendiri dan bagi anda yang ingin seperti saya silahkan HBG MBAH Darko nomor ritual MBAH Darko meman benar2 100tembus.

    ReplyDelete