berikut tips menddik anak mengejarkan sholat:
1. Mulai dengan Memberi Contoh
Seorang anak biasanya akan cepat menangkap sesuatu menurut apa yang dilihatnya. Karena daya tangkap yang dimiliki seorang anak sangatlah tinggi. Oleh karena itu perlu adanya percontohan yang baik dari lawan mainnya, terutama dari pihak orang tua.
Menyaksikan kedua orang tua melakukan shalat lima waktu setiap hari sejak dini, membuat anak terpicu untuk meniru. Apalagi memang sang ayah sengaja mengajar anaknya untuk ikut ke masjid guna menunaikan ibadah shalat berjama’ah, tentu ini sangat membantu daya tangkap sang anak dalam membiasakan diri bersama lingkungan orang-orang yang shalat sehingga memotivasi dirinya untuk bisa seperti apa yang dilihatnya.
Hal ini pernah dilakukan oleh salah seorang sahabat Nabi ketika mengajarkan sahabat lainnya shalat sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi saw. Sahabat tersebut shalat dari awal hingga akhir dihadapan para sahabat yang lain seraya berkata, “Kemarilah kalian! Akan aku perlihatkan kepada kalian sifat shalat Nabi saw.
Contoh metode pengajaran seperti ini sangat diterapkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Demikian itu karena teori semata sulit untuk dipahami dan membutuhkan waktu yang lama bahkan mudah terlupakan, berbeda dengan apa yang dialami dan dilihat secara langsung. Ini berarti orang tua dan para pendidik tidak cukup hanya menyediakan buku-buku bacaan seputar wudhu dan shalat atau hanya memerintahkan anak untuk melakukan shalat, namun mereka juga untuk memberikan keteladanan berupa praktik amali di hadapan anak-anak mereka seperti yang dicontohkan Rasulullah saw, sebaik-baik para pendidik dan sahabat beliau.
2. Mengajarkan Rukun-rukun dan Wajib-wajib Shalat
Ketika anak memasuki usia sekolah maka mulailah anak untuk siap mempelajari tata cara shalat yang benar sesuai dengan sunnah Nabi saw. Misalnya pada waktu-waktu shalat orang tua mengajak anak untuk langsung melakukan shalat dengan bimbingan. Mulai dari tata cara thaharah dan berwudhu pada anak, bagaimana membentuk barisan, diikuti dengan praktek shalat yang benar serta menghafalkan doa-doa secara bertahap.
Cara ini dilakukan agar si anak menjadi disipilin dalam mendirikan ibadah shalat. Jangan lupa diajarkan juga tentang sistematika yang baik dan benar.
3. Mengoreksi Kesalahan
Sebagian orang tua menganggap bahwa tidak mengapa membiarkan anak melakukan kesalahan dalam setiap pemenuhan syarat dan rukun dalam ibadah shalat. Mereka biasanya beralasan bahwasanya toh masih anak-anak ini, sehingga kebanyakan berprinsip “masih mending mau shalat juga”, dari pada nggak..!!
Adapun contoh-contoh kesalahan yang sering dibiarkan misalnya membiarkan anak wudhu tidak sempurna, pakaian yang tidak sesuai dan gerakan shalat yang cenderung asal-asalan. Padahal pendidikan yang membekas itu akan didapat manakala diajarkan sejak dini. Oleh karena itu hendaknya orang tua senantiasa memperhatikan kesalahan dan kekeliruan yang dilakukan si anak dalam menjalankan praktek ibadah shalat.
Perlu diketahui bahwa meskipun hukum-hukum syari’at belum berlaku bagi anak, namun Allah SWT memerintahkan dan memberi beban kepada para wali untuk memberlakukan hukum-hukum syari’at kepada anak-anak mereka.
Rasulullah saw bersabda: “Perintahkan anak-anak kalian untuk menunaikan shalat ketika mereka berusia 7 tahun dan pukullah mereka jika meninggalkannya ketika mereka telah berusia 10 tahun.” (HR. Abu Dawud)
Hadits di atas jelas memerintahkan kepada kita untuk serius dalam mempersiapkan pendidikan shalat pada anak. Karena ibadah shalat merupakan salah satu rukun Islam yang hukumnya wajib dikerjakan dan haram untuk ditinggalkan bagi siapapun mereka yang sudah baligh. Oleh karena itu, wajib bagi setiap orang tua untuk senantiasa mengajarkan anak praktek shalat sejak dini.
Sumber: blog.rumahmufida.com