PADANG, HanifaNews.com - Sejak datangnya bencana banjir pertengahan Februari lalu, harga karet di tingkat petani anjlok dari harga Rp10 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp7 ribu.
"Sejak banjir bandang ini dan akses ke tempat kami sempat terputus selama seminggu. Hal ini membuat harga karet hasil kebun kami sangat murah, sebelum banjir bandang harga karet Rp10 ribu per kg kini menjadi Rp7 ribu per kg. Itupun kadang dibagi dua dengan pekerja pemanen karet," ungkap Ismail, warga Nagaro Kotonopan, Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Senin (25/2/2013).
Dalam sekali panen, Ismail menyebut, ukuran satu hektar lahan bisa menghasilkan 100 kg karet. "Dalam seminggu kita bisa memanen karet dua kali, tapi dengan kondisi cuaca hujan ini kita tidak bisa memanen sebab bisa saja nanti karetnya cair dan hanyut terbawa air hujan dalam cawan penampung," katanya.
Sementara untuk akses ke pusat kecamatan yang berjarak 25 km dari Kotonopan membutuhkan biaya yang tinggi, biasanya penampung datang ke daerah.
"Kita yang terpaksa menjual keluar, sebab di daerah kita yang baru bisa masuk baru kendaraan roda dua sementara roda empat hanya sampai di Kotorajo atau 15 km lagi ke Kotonopan," tukasnya.
Sebagai informasi, dari data Kabupaten Pasaman, kebun karet merupakan salah satu andalan bagian sektor pertanian. Selain sawah, kakao dan nilam serta sawit hasil karet total seluruhnya memiliki luas 26.354 hektar dan hasil panennya 24.938 ton per tahun.