Usianya baru 25 tahun, tapi tubuhnya yang tambun seringkali membuat Madiha Tariq dikira ibu dari teman sebayanya. Frustasi selalu dikira ibu-ibu, ia pun sukses menurunkan berat badan hingga 48 kg.
Tubuh Madiha Tariq (25 tahun) memang tidak terlalu ramping sejak kecil, tapi berat badannya semakin gemuk setelah kematian ayahnya. Ketika ia masih duduk di bangku kelas 12, ia jatuh sakit selama setahun. Hanya tinggal di rumah selama setahun membuat tubuhnya semakin bengkak.
Selama setahun tersebut, Madiha mengaku makanan adalah satu-satunya teman. Ia terisolasi dari dunia luar. Ia tak pernah keluar rumah, bahkan untuk membeli bajunya sendiri. Itu adalah waktu terburuk dalam hidupnya.
Setelah bisa keluar rumah, ia menyadari bahwa dunia tidak terlalu baik pada orang gemuk. Karena bertubuh gemuk, ia sering dikira sudah ibu-ibu di usia yang masih muda. Bahkan seseorang pernah mengiranya ibu dari sahabatnya sendiri yang berusia sama.
"Insiden seperti ini membuat saya sadar bahwa saya perlu untuk menurunkan berat badan," tuturnya.
Ia mulai program penurunan berat badan dengan makan makanan sehat, dengan makan telur rebus, ayam panggang dan buah-buahan. Madiha pun mulai melakukan olahraga secara perlahan, tapi itu bukan hal yang mudah baginya. 10 menit jalan kaki saja sudah dianggap berat. Lututnya terasa sakit sepanjang waktu.
Namun ia tak mau menyerah. Setelah satu bulan lebih, rasa sakit tersebut tidak terlalu terasa dan staminanya pun makin meningkat. Berat badannya pun mulai turun hampir 7 kg. Ia sempat berhenti diet, namun tak lama kemudian kembali melanjutkannya.
Ia mulai pun melakukan sit-up, membeli sepasang dumbbell, dan secara bertahap berlari di dataran tinggi. Ia juga menjauhi minuman ringan dan gorengan. Dulu ayam goreng adalah temannya, tapi sekarang makanan tersebut tak lagi terasa enak baginya. Dalam waktu 7 bulan setelah berhenti diet, berat badannya sudah turun 41 kg. Total kini berat badan Madiha sudah turun hingga 48 kg.
Sumber