Selama lebih dari satu setengah tahun, hidung Joe Nagy tak kunjung berhenti berair. Joe pun menganggap ini hanyalah alergi biasa akibat cuaca tempat tinggalnya yang kadang ekstrem. Siapa sangka jika ternyata pria ini mengalami kebocoran cairan otak. Hidungnya memang tak berair tiap hari, hanya satu atau dua kali dalam seminggu, terutama ketika ia duduk di ranjang tapi dalam waktu singkat hidungnya akan terus berair. Obat-obatan alergi yang ia konsumsi pun ternyata tak memberikan efek apapun pada kondisinya. Tak tahan lagi, Joe akhirnya menemui dokter. Disitulah Joe menemukan kenyataan yang benar-benar di luar dugaannya. Joe diberi tahu jika kondisi yang dialaminya sama sekali bukan alergi, tapi cairan otaknya mengalami kebocoran. "Cairan bening ini keluar dari hidung saya seperti halnya air mata. Saya sampai harus membawa tisu sepanjang waktu dan kantung baju saya penuh dengan tisu bekas untuk mengusap hidung saya yang berair," kisahnya seperti dilansir Daily Mail, Jumat (9/5/2013). Terkadang Joe harus mengalami kejadian-kejadian memalukan di depan publik. Pada beberapa kesempatan ia gagal mengambil tisunya tepat waktu dan cairan dari hidungnya keburu keluar. Ia pun terpaksa dibuat malu karenanya. Tak lama setelah diperiksakan, dokter langsung dapat mendiagnosis ada apa di balik hidung berair Joe. Usut punya usut, membran di seputaran otak Joe berlubang dan cairan otaknya pun keluar dari lubang itu. "Mungkin Anda takkan menyadarinya tapi otak kita sebenarnya berada tepat di atas hidung. Kondisi ini seringkali terjadi tapi diabaikan dalam waktu lama.. karena begitu banyak orang yang mengalami hidung berair," terang dokter bedah saraf Peter Nakaji dari Barrow Neurological Institute, Arizona, AS kepada KSAZ. Dalam waktu dekat Joe juga harus menjalani operasi untuk menambal lubang di membran otaknya karena gara-gara kondisi itu Joe didiagnosis menderita meningitis dan cairan otaknya menjadi terinfeksi. Ketika dioperasi, otak Joe sendiri juga tidak disayat atau dibedah. Justru prosedur ini dilakukan lewat saluran hidung dan hanya membutuhkan semacam lem untuk menambal lubang yang ada di otaknya. "Hanya sedikit tulang rawan dari hidung yang harus kami perbaiki lalu tubuh akan menambal lubang itu dengan sendirinya," jelas Dr. Nakaji. Minggu ini, setelah tim dokter mengambil kain kasa yang diletakkan di dalam hidung Joe, Joe pun mulai merasakan jika hidungnya tak lagi berair. "Saya menunggu cairan itu menetes keluar dari hidung saya karena saya terbiasa melihatnya setiap hari. Saya pun sudah bersiap dengan sapu tangan saya tapi nyatanya tak ada apa-apa. Cairan ini tak lagi keluar," tandasnya. Belajar dari kasus ini, Dr. Nakaji menyarankan jika hidung Anda berair, hal pertama yang harus dilakukan adalah berkonsultasi dengan pakar alergi atau dokter THT. Cairan otak sendiri berbeda dengan cairan yang keluar dari hidung berair akibat flu atau alergi lainnya karena cairannya sangat bening. Penyebab bocornya cairan otak pun bisa beragam. Bisa jadi karena cedera kepala yang terjadi di masa lalu atau komplikasi akibat operasi maupun benturan di tulang belakang. "Lubang yang mengakibatkan kebocoran cairan otak ini bisa jadi bentuknya sangat sangat kecil, seperti halnya bekas tusukan jarum pada ban sepeda, yang kadang masih bermasalah meski Anda telah menemukan letaknya," tutup Dr. Nakaji.
(vit/vit) sumber | wowunic.blogspot.com | http://health.detik.com/read/2013/05/10/141531/2242578/1202/hidung-berair-dikira-alergi-otak-pria-ini-ternyata-bocor?991104topnews