Pembuat banyak film laris, Tom Shadyac hidup bergelimang harta: rumah mewah di kawasan elit, uang jutaan dolar, bahkan jet pribadi.
Namun, kecelakaan sepeda yang menimpanya tahun 2007 lalu mengubah hidupnya secara dramatis. Musibah yang membuatnya menjadi sangat sensitif terhadap cahaya dan suara. Ia lalu memutuskan untuk meninggalkan gaya hidup mewah dan berlebihan ala Hollywood, menjadi lebih sederhana.
Tom pindah dari rumahnya, sebuah mansion seluas 17.000 kaki persegi atau 1.579 meter persegi ke sebuah trailer atau rumah bergerak seluas 1.000 kaki persegi atau 92,9 meter persegi yang diparkir di Malibu.
Ia yang menghasilkan fulus miliaran dolar lewat film box office, seperti "Ace Ventura: Pet Detective", "The Nutty Professor", "Patch Adams", dan "Bruce Almighty" - menolak dibayar tujuh dijit atau jutaan dolar. Rela digaji dengan angka minimum yang disyaratkan serikat sutradara, yakni US$ 218.361 -- dalam film "The Intouchables".
Tom juga menukar jet pribadinya menjadi sepeda. Serta mulai memberikan uang dan hartanya untuk amal.
Dua tahun lalu ia juga membuat film dokumenter yang menggambarkan transformasi dirinya dari kehidupan bergelimang harta menjadi seseorang yang rela memberikan hartanya untuk sesama.
"Saya dulu percaya kesuksesan adalah memiliki segalanya, yang menjadi simbol kekayaan seperti pesawat pribadi, mansion, banyak barang," kata dia seperti dimuat Daily Mail, Selasa (7/5/2013).
Namun, "aku bahkan tak butuh pesawat pribadi. Makan biaya US$ 44 ribu (Rp 428 juta) hanya untuk terbang 1.5 jam. Orang bahkan tak menghabiskannya dalam setahun (untuk naik pesawat biasa)."
Jadi, karena tak lagi butuh banyak uang untuk hidup, ia menyalurkan uangnya untuk membangun penampungan bagi tunawisma di Virginia, menyumbang banyak uang untuk kegiatan pemberantasan kemiskinan dan program perlindungan lingkungan dan binatang.
"Makin banyak aku memberi, makin aku merasa kaya," kata dia. "Untuk semua yang aku "serahkan", betapa banyak yang aku dapatkan. Ketenaran dan kekayaan sejatinya adalah perangkap."
Selain membuat dokumenter, ia juga membuat buku berjudul, "Life's Operating Manual" -- yang berisi tentang siapa sejatinya kita, tujuan hidup kita, dan tentang kekayaan yang sesungguhnya.
"Tak ada yang peduli berapa dana pensiun saat seseorang berbaring di ranjang kematiannya. Yang mereka katakan, 'aku bahagia punya kesempatan mencintai keluarga, menjadi bagian dari sesuatu'."
Dalam film terbarunya, "The Intouchables" ia akan menerapkan apa yang telah ia pelajari tentang hidup selama rujuh tahun terakhir, ketimbang fokus pada komedi.
"Aku telah bertumbuh. Aku ingin menyampaikan cerita yang punya elemen penting. Bukan cuma humor, tapi kemanusiaan, inspirasi, tentang hati, penderitaan dan kesedihan manusia." (Ein)
sumber | http://news.liputan6.com/read/580764/miliuner-tukar-jet-pribadi-dengan-sepeda-tolak-gaji-jutaan-dolar/?related=pbr&channel=n