Nashih Nasrullah
Imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syekh Saad al-Ghamidi mengungkapkan menghafal Alquran butuh proses dan perlu niat serta kesabaran. Ia mengingatkan, menghafal Alquran harus diperkuat dengan program lanjutan yakni kajian dan pehaman Alquran.
Menurut Syekh Saad al-Ghamadi, memahami Alquran tak kalah penting dengan menghafal. ”Memahami wajib dan menghafal sunat,” katanya kepada sejumlah wartawan beberapa waktu lalu, termasuk Republika di Jakarta.
Menurut dia, menghafal Alquran butuh niat dan kesabaran. ''Saya menghafal Alquran tidak sebentar. Perlu waktu lima tahun. Di sela-sela itu, penempaan niat terus dibutuhkan,'' jelasnya.
Ada kalanya niat dan semangat itu kendor. Perbarui terus niat. Ingat dan terus motivasi diri, antara lain dengan pahala. Rasulullah saw bersabda:”Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Alquran di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR Abu Daud dan Turmudzi).
Ia mengatakan, Imam as-Syanqithi menekankan jangan menghafal Alquran untuk ajang perlombaan duniawi, tetapi guna berkompetisi di akhirat. Memang proses itu tidak mudah. Tapi ingat, otak kita itu ibarat mesin.
Jika hari ini hanya satu ayat, besok akan bertambah terus. Mesin akan terus berjalan. Jangan lupa, sediakan waktu untuk menghafal satu atau dua jam tiap hari.
Syeikh Saad al-Ghamidi mengingatkan ulangi terus hafalan Anda. ''Guru saya berpesan, tiap surah yang dihafal harus diulangi lebih dari satu kali. Jika perlu 20 atau bahkan 40 kali. Libatkan teman utuk mengulang hafalan bersama,'' jelasnya.
Di Dammam, Arab Saudi, kata al-Ghamidi, tradisi ini berjalan. Keberadaan teman dalam menghafal juga perlu.''Ingat, mengulang hafalan tak kalah rumit dibanding menghafal,'' jelasnya.
Seorang hafiz, kata dia, harus menjadi pionir akhlak. Rasul bersabda, ''Sebaik-baik dari kalian ialah mereka yang belajar Alquran dan mengajarkannya.''
Menurut dia, seorang penghafal Alquran harus tawadhu, berbakti pada orang tua, dan berhias dengan akhlak terpuji. Jangan salah, kata dia, seorang penghafal Alquran juga manusia. Bisa saja berbuat salah.
''Ini bukan berarti, seorang hafiz harus kaku dalam kehidupannya. Silakan berinteraksi sewajarnya. Bermainlah dengan anak-anak, bercandalah, berolahragalah, dan beraktivitas seperti biasa,'' jelasnya mengingatkan.
Sumber