Para ilmuwan dari University of California menemukan bahwa orang yang membenci penampilannya, menderita gangguan mental yang ditandai dengan struktur abnormal dan otak. Masalahnya adalah komunikasi antara daerah otak. Terlibat dalam pemrosesan visual dan emosional. Itu mungkin menjelaskan fakta mengapa mereka merasa jelek dan tidak simpatik. Dan lebih buruk dari hubungan ini, semakin banyak orang menderita perilaku kompulsif, khususnya, memeriksa penampilannya setiap hari di cermin. Demi mencari tahu sudah ganteng atau cantikkah saya?
Orang yang menderita kondisi ini cenderung terpaku pada detail-detail kecil, misalnya noda terkecil pada wajah, bukannya memperlakukan dirinya secara keseluruhan. Masalah-masalah yang begitu sepeleh dijadikan masalah besar sehingga mereka menghindar dari menjalani hidup normal alias tidak percaya diri kata gaulnya kurang pede.
Para peneliti mengamati otak dari 14 orang dewasa yang didiagnosis ketidakpuasan atas penampilan diri sendiri, dan 16 orang sehat. Dengan teknologi canggih terbaru telah menemukan bahwa pasien tidak dapat memproses informasi dengan benar.
Para peneliti juga menemukan beberapa komunikasi abnormal antara domain yang berpartisipasi dalam masukan informasi visual ke otak dan mereka yang bertanggung jawab untuk emosi.
Berita ini mengikuti studi lain yang meneliti orang-orang dengan anoreksia (merasa gemuk padahal sudah kurus kering dan kerangka tulang sudah terlihat dengan jelas). Persepsi visual mengirimkan pesan kesalahan ke otak yang menyebabkan mereka terlihat kelebihan berat badan. Hal ini ditemukan bahwa persepsi gangguan penampilan mereka mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Dan sangat sering disertai dengan keadaan depresi.
Mulai dari detik ini sebaiknya mencintai diri Anda apa adanya dengan demikian Anda terhindar dari penyakit gangguan mental aneh ini. Plus jangan lupa tidur teratur, makan teratur dan olahraga. Gitu aje koh repot-repot amat sih. hehehehe.