Andri Firmansyah, merupakan pria lulusan Universitas Airlangga tahun 2008 mengawali bisnis tambal ban sejak 1,5 tahun lalu. Lalu apa yang bisa menjadikan pria berusia 30 tahun ini bisa mendapatkan omzet sebegitu besar? Ternyata bisnis tambal ban yang dijalaninya berbeda dengan bisnis tambal ban yang ada di pinggir-pinggir jalan.
Dengan berbekal kemampuan yang didapatkannya semasa di bangku kuliah dan ketekunannya mengikuti seminar-seminar tentang peluang usaha, akhirnya Andri menciptakan bisnis Tambal Ban Otomatis.
"Tambal ban otomatis ini simple, hanya menggunakan cairan yang kita isikan ke dalam ban motor ataupun ban mobil," ungkapnya
"Cara kerjanya, roda itu kan saat kita jalan berputar, cairan ini nantinya secara otomatis akan menutup pori-pori dari karet ban tersebut, termasuk jika saat itu ada lubang akibat terkena paku atau semacamnya," tambah Andri.
Andri menjelaskan, cairan ini bukan cairan biasa, melainkan berbentuk cairan kimia yang di dapatkannya dari kerjasama dengan salah satu Pabrik Kimia di wilayah Jawa Tengah.
Cairan tambal ban otomatis ini jika sudah di masukkan ke dalam roda, akan mampu bertahan untuk mencegah kebocoran ban hingga 1,5 tahun lamanya.
Untuk pemakaian pada motor, cairan itu cukup di masukkan ke dalam ban sebanyak 150-200 mililiter (ml) , sedangkan untuk mobil sebanyak 500 ml.
"Sedangkan cara pemakaiannya, terlebih dahulu ban itu dikempesin, kemudian cairan dimasukkan melalui lubang pentil, selanjutnya dipompa kembali, dan sudah siap digunakan,hanya seperti itu,"jelas pria yang pernah mendapatkan penghargaan dari Wirausaha Mandiri, Pemenang di Bidang Jasa dan Perdagangan tahun 2012 lalu itu.
Mengenai pemasarannya, saat ini produk yang dinamakan Vionseal ini sudah dijual di 30 dealer yang tersebar di kota-kota besar di Pulau Jawa.
"Saat ini produk sudah ada di 30 dealer yang sudah kerjasama dengan saya, yang tersebar di kota-kota besar di pulau jawa, cairan itu dijual 70 ribu per kemasan,"tutur Ardi.
Ardi mengungkapkan bisnis ini terinspirasi saat dia makan di sebuah rumah makan di salah satu Mal di Surabaya, dan dia melihat sebuah parkiran motor yang penuh dengan motor.
"Awalnya saya itu makan di sebuah mal di sini (Surabaya), lalu saya melihat di tepi jalan itu parkiran motor penuh banget daripada parkiran mobilnya, di situ saya mulai berpikir bisnis apa yang berhubungan dengan motor dan tidak membutuhkan waktu lama dalam memperoleh untungnya,"ceritanya.
"Kalau bisnis jual helm, helm itu rata-rata baru bener-bener rusak setelah tiga tahun, jadi lama, lalu saya terus berpikir, akhirnya sampe rumah saya browshing internet, akhirnya ketemu lah tambal otomatis ini. Jadi tambal ban otomatis ini sebenarnya sudah ada di luar negeri,"imbuh Adri.
Mengenai pesaing bisnisnya untuk di Indonesia sendiri, saat ini sudah ada 3 hingga 4 merek yang menjual pruduk dengan tipe yang sama, namun Andri menilai semua itu masih kurang dalam segi pemasarannya.
"Saat ini ada tiga, empat merek lah yang jadi pesaing, tapi menurut saya mereka masih kurang dalam pemasarannya,"ungkapnya.
Andri memululai bisnis ini dengan modal Rp 500 juta yang diperolehnya jadi usaha penjualan Ikan nya. Dan hingga saat ini yang masih menjadikannya kendala adalah pola pikir masyarakat indonesia itu sendiri.
"Saya dulu modal Rp 500 juta dari sebelumnya saya dapatkan dana itu dari bisnis jualan ikan saya. Untuk kendala pemasarannya saat ini ya pola pikir orang kita sendiri. Mereka berfikir kalau belum bannya bocor, mereka belum bisa berpikir tentang antisipasi,"tegas Andri.
"Jadi lihat saja, kalau orang yang bertemu saya hari ini pasti tidak akan langsung beli, tapi suatu saat kalau pas di jalan bannya bocor, baru keinget saya,"terangnya.
Untuk menguji ketahanan dari produknya ini, pada akhir tahun 2011 lalu Andri telah melakukan uji coba 125 motor jalan di atas paku, dan acara ini telah masuk dalam rekor MURI. (Yas/Ndw)
sumber | http://bisnis.liputan6.com/read/565375/yuk-intip-kiat-sukses-pengusaha-tambal-ban-beromzet-rp-1-miliar